AKIBAT KELEKATAN YANG HILANG

Kelekatan merupakan suatu ikatan emosional yang kuat yang dikembangkan anak melalui interaksinya dengan orang yang mempunyai arti khusus dalam kehidupannya, biasanya orang tua. Sebagian besar anak telah membentuk kelekatan dengan pengasuh utama (primary care giver) pada usia sekitar delapan bulan dengan proporsi 50% pada ibu, 33% pada ayah dan sisanya pada orang lain. Kelekatan bukanlah ikatan yang terjadi secara alamiah. Ada serangkaian proses yang harus dilalui untuk membentuk kelekatan tersebut.
Anak dengan kelekatan tidak aman cenderung akan menunjukan emosi negative (rasa takut, distress, dan marah), sementara anak dengan kelekatan aman terlihat lebih ceria Antara usia 3 dan 5 tahun, anak dengan kelekatan aman akan tumbuh lebih ingin tahu, kompeten, empati, ulet dan percaya diri, lebih akur dengan anak lain, dan menjalin persahabatan yang erat dibandingkan anak dengan kelekatan tidak aman. Mereka berinteraksi lebih positif dengan orang tua, guru, dan teman sebaya, serta lebih mampu menyelesaikan konflik.
Erikson menyebutkan sejumlah faktor yang mempengaruhi kelekatan anak dengan figur lekatnya, yaitu:
- Perpisahan yang tiba-tiba antara anak dengan figur lekat. Perpisahan secara mendadak bisa menyebabkan trauma pada diri anak. Perpisahan mendadak ini dapat berupa kematian orang tua, orang tua terpisah dari anak, dan sebab lain.
- Penyiksaan emosional atau penyiksaan fisik. Memberi hukuman untuk mendisiplinkan anak secara berlebihan bisa membuat anak menjaga jarak dengan figur lekatnya. Dengan menciptakan citra diri sebagai orang yang sulit didekati, figur lekat justru membuat hubungan kelekatan menjadi rapuh dan tidak aman.
- Pengasuhan yang tidak stabil. Kalau anak sering dioper-oper alias ganti pengasuh, anak jadi bingung mau lekat sama siapa. Semakin sering berganti pengasuh, semakin sulit anak menciptakan kelekatan.
- Sering berpindah domisili. Sering berpindah tempat juga menyebabkan anak kerepotan untuk menyesuaikan diri. Kesulitan menyesuaikan diri ini tentu dapat mempengaruhi hubungan dan tingkat kelekatan dengan figur lekatnya.
- Pola asuh yang tidak konsisten. Ada figur lekat yang plin-plan dalam mendidik anak. Mereka berlaku pada anak sesuai mood saja. Kadang lembut, kadang membentak. Figur lekat yang sulit ditebak tentu akan membingungkan anak. Selain itu, anak juga sulit untuk memercayai figur lekat. Ini memengaruhi pola attachment.
- Figur lekat yang mengalami masalah psikologis. Orang tua yang mengalami masalah emosional atau psikologis dapat menciptakan masalah baru dalam berkomunikasi. Belum lagi kalau anak menjadi sasaran dari masalah psikologis tersebut.
- Kepribadian. Penelitiannya Carver (1997) menemukan bahwa faktor-faktor kepribadian punya hubungan dengan gaya kelekatan antara satu individu dengan figur lekat. Dalam penelitian tersebut, ditemukan bahwa kualitas kelekatan dewasa memiliki hubungan mendasar pada kepribadian dan gambaran manifestasi sifat-sifat dasar kepribadian dalam hubungan interpersonal. Dalam penelitian tersebut, Carver mengaitkan lima tipe kepribadian (Big Five Personality Factor) dengan kelekatan.
Kiat-kiat Membangun Kelekatan yang Baik :
- Siap fisik dan mental menjadi orang tua untuk menjaga amanah Allah.
- Merespon tangisan dengan baik, tepat, segera. Beri pelukan dan dekapan kepada bayi.
- Komunikasi hangat sejak dalam kandungan dengan bercerita dan membacakan buku untuk bayi. Pandang ke mata bayi ketika berbicara. Gunakan pula ekspresi wajah saat mengobrol dan coba gunakan suara yang agak bernyanyi.
- Menjaga kualitas dan kuantitas interaksi dalam keluarga inti.
- Menyusui sebaik mungkin dengan sentuhan, senyuman, obrolan dan kontak mata.
Kelekatan dapat memberikan pengaruh positif terhadap remaja yang mendapatkannya, antara lain:
- Rasa percaya diri. Perhatian dan kasih sayang orang tua yang stabil, menumbuhkan keyakinan pada anak bahwa ia berharga bagi orang lain. Dengan orang tua yang selalu ada, anak menjadi aman dan percaya diri.
- Kemampuan membina hubungan yang hangat. Kalau anak mendapat hubungan yang hangat dan aman dari orang tua, ia akan menjadikan hal tersebut sebagai contoh dalam membina hubungan dengan orang lain. Namun, kelekatan yang buruk dan traumatis membuat anak kesulitan membina hubungan yang baik dan aman.
- Mengasihi sesama dan peduli pada orang lain. Remaja yang tumbuh dalam pola attachment yang aman, akan memiliki sensitivitas atau kepekaan yang tinggi terhadap sekitarnya. Rasa pedulinya tinggi dan memiliki kebutuhan untuk membantu orang lain.
- Disiplin. Pola secure attachment membantu orang tua untuk lebih mudah memahami remaja. Hal ini membuat pemberian arahan dan nasihat menjadi lebih proporsional, empatik, penuh kesabaran dan saling mengerti.
- Pertumbuhan intelektual dan psikologis yang baik. Kelekatan yang aman dapat memberikan kontribusi positif pada pertumbuhan fisik, intelektual, dan kognitif, serta perkembangan psikologis individu.
Santrock (2003) menyebutkan beberapa manfaat kelekatan, antara lain:
- Memfasilitasi kecakapan dan kesejahteraan sosial seperti harga diri, penyesuaian emosi, dan kesehatan fisik.
- Membantu remaja menunjukkan kesejahteraan emosi yang lebih baik.
- Membantu remaja untuk memiliki harga diri yang lebih tinggi.
- Sebagai fungsi adaptif untuk menyediakan dasar rasa aman terhadap remaja agar dapat mengeksplorasi dan menguasai lingkungan baru serta dunia sosial yang semakin luas dalam kondisi psikologi yang sehat.
- Membantu remaja dari kecemasan dan kemungkinan perasaan tertekan atau ketegangan emosi yang berkaitan dengan transisi dari masa kanak-kanak menuju ke masa dewasa.
- Membantu keberhasilan remaja dalam hubungan intim dan harga diri pada awal masa dewasa.
- Membantu remaja untuk menghasilkan hubungan positif dan dekat di luar keluarga dengan teman sebaya.
Tidak atau kurang terpenuhi
Attachment
Dapat menimbulkan masalah antara lain:
-Keterlambatan perkembangan
-Makan
-Perilaku yang sulit
-Emosi
-Sosialisasi
Bila attachment gagal
Kegagalan menjalin ikatan emosional dg pengasuh utama, anakber-resiko tinggi untuk berbagai masalah a.l.:Anak tidak merasa bersalah kalau ia melakukan hal-hal yangtidak wajar atau berperilaku menyimpang, terlibat kriminalitasAnak-anak lebih sulit untuk dibentuk atau mengikuti pelajaransering D.O.Orang tua dan guru tidak jarang mengalami kesulitanmenghadapi sifat dan perilaku anak.
Apa yang bisa dilakukan untuk
meningkatkan ikatan emosional ?
- Tatap mata bayi pada setiap kesempatan sambil senyum atauberikan kata-kata mendukung.
- Berikan waktu untuk anak, bermain bersama dilantai , dengarsambil melakukan kontak mata (diterapkan pd Floortime)
- Sebagai guru kelompok bermain atau TK, sentuhlah anakdengan lembut, kontak mata, suara pengertian, mendukungdan berikan rasa nyaman dan perhatian .
- Banyak cara untuk memberikan anak rasa aman dan nyaman,seorang anak yang lugu, tidak berarti dia tidak bisa menjalinikatan, bantulah anak ini misalnya di kenalkan pada anak lain.