Keterlambatan bicara

Keterlambatan bicara

Banyak nya kasus keterlambatan berbicara menjadi perhatian khusus, karena penyebab dari keterlambatan itu tidak saja karena faktor fisik tapi juga faktor lingkungan seperti pengabaian dari orang tua (membiarkan anak menonton tv atau gadget), minimnya komunikasi dua arah antara anak dan orang tua serta kurangnya pemberian stimulasi. Jika  sampai usia 2,5 tahun bahasa komprehensif (pemahaman) maupun ekspresifnya (verbal) belum memadai atau lebih dari 50 persen kata-katanya tak dapat dimengerti, sebaiknya anak segera dibawa ke psikiater atau neurolog dan psikolog. Jika tak segera dibenahi, bisa jadi suatu ketika anak dapat bicara tapi perbendaharaan katanya sangat sedikit. Akibatnya,  “Dia akan tertinggal dalam memahami bacaan, menganalisa tulisan, dan mengungkapkan pikirannya.

Mengenai penyebab keterlambatan bicara, bisa disebabkan oleh berbagai hal. Bisa karena pusat bicaranya yang terdapat di otak belum matang atau ada gangguan perkembangan otak yang disebut disphasia. Bisa pula karena susunan alat-alat bicaranya (seperti susunan gigi-geligi dan bentuk lidah anak) tak sesuai, sistem pendengaran terganggu, atau karena keterbelakangan mental. Jika penyebabnya anak kurang mendapat rangsangan, orangtua harus segera intervensi dan menstimulusnya secara terarah. Juga perluas pengetahuan anak melalui media buku bergambar, tunjukkan nama-nama benda atau binatang, atau nama-nama benda di rumah dan lingkungan terdekat si anak. Entah itu meja, kursi, langit, lemari, dan lainnya. Bisa juga memperkenalkan benda yang ada di tubuh anak, mata, telinga, hidung, dan seterusnya. Keterlambatan bicara bukan lah diagnosa tetapi symptom dari gangguan tertentu. keterlambatan bicara sendiri dimasukan kepada kategori gangguan komunikasi ekspresif keterlambatan bicara tidak hanya disebabkan karena faktor gangguan bicara tetapi bisa disebabkan karena beberapa hal seperti :

  1. Down syndrome
  2. Autism syndrome disorder
  3. Gangguan bicara ekspresif dan represif
  4. Inttelectual defective
  5. Malnutrisi
  6. Gangguan pendengaran
  7. Cerebral palsy

Sebelum menentukan anak tersebut speech delay atau tidak nya kita juga butuh informasi berupa (observasi dan pertanyaan)

  1. Penguasaan bahasa seperti kata-kalimat
  2. Kemampuan mengunyah, meniup, menyedot dan menjilat
  3. Informasi sekolah
  4. Informasi komunikasi
  5. Informasi sosialisasi
  6. Informasi sensitifitas dan respon
  7. Kemampuan motorik

Ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk menangani keterlambatan bicara

  1. Banyaklah berbicara pada anak. Beritahu melalui kata-kata (verbal-kan) apa yang sedang Anda lakukan
  2. Bisa juga sambil memberi tahu anak nama-nama benda yang ada di rumah, misalnya meja makan, kursi, kulkas, mesin cuci, dan lain-lain, serta berbagai jenis sayuran dan buah-buahan. Selain itu, ceritakan apa yang sedang dialami anak,
  3. Latih atau stimulasi oral motoriknya dengan mengajak anak berdecak, mengecap, menggumam panjang, mendesis, menggetarkan bibir, menjulurkan lidah, menggerakkan lidah ke kiri dan kanan sudut bibir, dan lain-lain. Bisa juga sambil mengajak anak bermain meniup busa sabun.  Hal ini penting untuk melatih ‘kelenturan’ alat oral  (bibir, pipi, lidah, rahang) untuk dapat berbicara dengan benar.
  4. Bicara dengan perlahan, lihat ke arah anak, biarkan anak mengamati gerak bibir kita, tunjukkan artikulasi yang benar, penggal per suku kata. Jika artikulasi anak belum benar, jangan dikritik, melainkan beri contoh yang benar saat itu juga. Sambil berbicara, gunakan bahasa tubuh (gesture). Beri anak kesempatan untuk mengikuti/mengimitasi.
  5. Perpanjang atau kembangkan apa yang dikatakan anak. Kemudian ajak anak untuk mengikuti/mengimitasi ucapan permintaan tersebut. Walaupun belum sempurna, pengulangan akan menanamkan memori auditori pada anak sehingga pada saat tertentu akhirnya anak akan bisa berbicara dengan pola kalimat yang benar.
  6. Rancang aktivitas (sebagai sarana berbicara) yang sesuai minat dan kesenangan anak. Berikut beberapa caranya:
    • Ajak anak melihat foto keluarga.
    • Ajak anak melihat gambar aktivitas untuk memperkenalkan kata kerja.  ceritakan siapa, sedang apa, di mana, mau kemana, dan lain-lain.
    • Ajak anak mengikuti ketukan (memori auditori). Misal tepuk meja dua kali, minta anak mengikuti. Kemudian, sebutkan kata-kata yang terdiri dari dua suku kata, biarkan anak mengikuti. Kembangkan dengan tiga suku kata kemudian dilanjukan dengan frase (kereta api, kakak tua, bola voli, kapal laut, dan lain-lain).
    • Ajak anak bermain untuk mendiskriminasikan dan mengingat bunyi (persepi dan memori auditori).
    • Bacakan anak buku dengan suara dan artikulasi yang jelas
    • Bernyanyi untuk anak atau ajak anak bernyanyi bersama,
    • Temani anak menonton video yang dapat menambah perbendaharaan kata nya.
    • Ajari anak berbagi dan tunda giliran.
    • Libatkan anak dalam pekerjaan rumah.
    • Ajak anak bermain/berlibur di luar rumah.
    • Biarkan anak bermain dengan anak lain yang kemampuan berbicara dan bahasa nya ‘sedikit’ lebih baik darinya (usianya relatif tidak terlalu jauh terpaut).